Kamis, 05 April 2012

Vietnam sang Naga Cantik

Menyebut kata Vietnam pastilah hal yang pertama terlintas dalam pikiran kita adalah kisah sang Rambo Amerika yang sedang perang melawan tentara Vietkong di Vietnam...

VIETNAM
Vietnam terletak di tengah – tengah Asia Tenggara atau di bagian paling timur Semananjung Cina. Apabila kita lihat pada peta, negara ini menyerupai huruf “S”, Luas wilayah perbatasan darat mencapai sekitar 4.510 Km2, Bagian Utara sepanjang sekitar 1.306 Km berbatasan dengan RRC, dan dibagian barat sepanjang sekitar 2.067 Km dan sepanjang sekitar 1.137 Km masing masing berbatasan dengan Republik Demokrasi Rakyat Laos dan Kamboja, serta di bagian timur dan selatan menghadap Samudera Pasifik dan Laut Cina Selatan.



Saat ini Vietnam menitikberatkan wisatanya dengan membagi wilayah pariwisata menjadi Vietnam bagian Utara, Vietnam bagian Tengah, dan Vietnam bagian Selatan. Bagian Utara terpusat pada Hanoi sebagai ibukota negara dan sebagai pusat  kebudayaan Vietnam. Bagian Tengah terpusat pada Hue City yang merupakan pusat  kerajaan pada masa lampau, dan Nha Trang yang terkenal dengan pantainya. Sedangkan bagian Selatan Vietnam terpusat pada Ho Chi Minh City (d/h Saigon) yang merupakan kota perdagangan terbesar di Vietnam.

TRAVELING TO VIETNAM (HO CHI MINH & HANOI)
jalan jalanku kali ini adalah mengunjungi kota Ho Chi Minh, Hanoi dan Halong Bay karena hampir semua traveller testimoni bercerita tentang pengalaman di 3 kota tersebut....
perjalanan pertama dimulai di :

Ho Chi Minh
26 Mei, dengan air asia jam 16.30pm kami meninggalkan soekarno hatta menuju Ho Chi Minh city atau HCM, dan sekitar jam 19.40pm (tidak ada perbedaan waktu antara Jkt-HCM) kami mendarat di bandara internasional Tan Son Nhat yang tenyata cukup modern mirip mirip bandara sultan mahmud badaruddin II palembang. pengalama pertama adalah taksi gelap dan transportasi resmi bandara yang kurang, lalu sistem pembayaran menggunakan dua mata uang US dollar (USD) dan Vietnam Dong (VnD),   kami menginap di distrik 1 di daerah ben thanh market yang kebetulan lokasi hotelnya sangat dekat dengan kawasan pasar malam dan tourist  area Ben Thant Market, pengalaman selanjuntnya adalah makanan di vietnam rata-rata mie dan non halal...pastikan baca Bismillah..

Cu Chi Tunnel
27 Mei, Tour pertama adalah mengunjngi Cu Chi Tunnel tour dengan perjalanan darat sekitar dua jam dari HCM City (hal yang menarik sepanjang perjalanan adalah pengguna motor mayoritas di jalanan dibandingkan mobil dan konon menurut tour guide kami hanya orang yang kaya banget yang bisa membeli mobil). Di Cu Chi Tunnel terdapat terowongan-terowongan bawah tanah peninggalan masa gerilya Viet Cong melawan tentara AS. Perang yang menewaskan ribuan rakyat Vietnam dan sejumlah tentara Amerika masuk dalam istilah Missing in Action (MIA) ini berakhir pada tahun 1975, dimana AS angkat kaki dari negara itu. Di Cu Chi Tunnel, kami dibolehkan masuk kedalam terowongan dan mencoba menembak dengan senapan AK-47 yang terkenal itu. 

Bent Than Market
Selesai Cu Chi Tour kami kembali ke HCM City dan dilanjutkan dengan Tujuan populer di dalam kota HCM City adalah pasar tradisional, Ben Thanh Market. Di pasar yang bersih ini dijual berbagai kebutuhan rumah tangga,  makanan, barang souvenir dan kerajinan. Banyak orang bilang, HCM City lebih maju kotanya dibanding Hanoi tapi  anehnya, barang-barang di HCMC harganya lebih murah dibandingkan dengan Hanoi.







28 Mei, City Tour dengan di HCM City dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah Reunification Palace, War Remnant Museum, Notre Dame Cathedral, dan Quan Am Pagoda, dan sebelum meninggalkan HCM City menuju Bandara, kami sempatkan Lunch di restoran pho terkenal Pho 2000  tempat favorit Bill Clinton dan Hillary waktu masih menjadi presiden AS. selesai menghabiskan 2 mangkok pho (mie beras khas vietnam yang dikasi kuah daging dan irisan daging daging tipis) kami menuju bandara Than Son Nat untuk selanjutnya menuju Hanoi.....
Notre Dame Cathedral
Post Office
Reunification palace






Pho 2000

























Hanoi
8 Mei, Suhu 20 derajat celcius dan berawan menyambut pesawat Jestar yang kami tumpangi  mendarat di bandara International Noi Bai..bandaranya mirip mirip polonia terkesan padat namun yang menarik mayoritas penerbangan yang parkir di apron adalah maskapai asing..karena Hanoi adalah pintu masuk utama untuk menuju tempat wisata sang naga Halong bay yang terkenal dengan keindahan pantai dan batu batu kapurnya yang tumbuh di lautan..sampai sampai shooting dragon eyesnya sang agent 007 yang dibintangi pierce brosnan dilakukan di seputaran Halong Bay.


kami menginap di daerah Hoan Kiem District di daerah Old Quarter, daerahnya sangat recomended buat turist karena berada di pusat kota, dekat dengan danau hoan kiem yang terkenal dan pasar malam untuk turis, selain itu kota ini juga adalah kota yang sangat bersejarah karena pernah menjadi pusat kerajaan jaman dinasti..waduh lupa namanya...makanya di sini banyak tempat-tempat bersejarah seperti Mouseleum Ho Chi Minh


29 & 30 Mei, selesai sarapan jam 8, kami dijemput oleh Vinasun travel yang sudah kami pesan sejak kami di Ho Chi Minh (disarankan membeli paket tour setelah di Vietnam aja karena kalo di Indonesi 30% lebih mahal). selanjutnya kami memulai tour menuju kota Halong bay yang ditempuh sekitar 3.5 jam dari Hanoi..
Sebelum tiba di dermaga, kami melewati kota Halong yang sangat berbeda dengan bayangan saya tentang kota di tepi teluk. Kota ini tampak tidak begitu ramai namun di mana-mana terlihat bangunan bertingkat tinggi yang tidak selesai. Tanahnya cenderung gersang, kotanya pun tidak rapi. 

Di dermaga, setiap kapal memiliki tempat menunggu sendiri-sendiri. Tidak lama sebelum tengah hari, kami bersiap naik ke kapal, diantar sebuah sekoci kecil. Ketika tiba di kamar kami pun terpesona. Kapal kayu itu memiliki fasilitas yang tidak kalah dengan hotel bintang lima. Setelah semua penumpang naik, kapal pun mulai berlayar.

Tidak lama setelah berlayar, kami mulai menikmati keindahan pulau-pulau karst kehijauan di tengah lautan biru dan langit yang biru cerah. Banyak wisatawan memilih berjemur di dek paling atas. Siang pun diakhiri dengan santapan lezat. 

Setelah itu, kapal berangkat ke Titop, sebuah pulau yang merupakan bagian taman nasional warisan dunia UNESCO. Di Titop, wisatawan dapat menaiki tangga hingga ke atas bukit (kira-kira 15 menit) dan menyaksikan pemandangan Halong Bay. Ribuan pulau karst diselimuti kabut berjajar di tengah birunya laut.

Lunch di Boat
at boat roof 


kano

Flow market



perkampungan nelayan
sail around halong


romantic
lomba masak di boat




























31 Mei, kami kembali ke Hanoi dan before leaving Hanoi to Jakarta kami melanjutkan a half day tour, dengan mengunjungi salah satu tempat menarik di Hanoi yaitu Danau Hoan Kiem, Mouseleum Ho Chi Min
disini kita melihat langsung jasad sang pendiri vietnam dan bapak bangsa yang di balsem...cuman sayangnya gak bisa foto foto...
Hoan Kiam Lake
Mouseleum Ho chi Minh


Cost :
Tiket pesawat air asia jkt-saigon : 1.200.00 pp
Tiket pesawat jetstar saigon-hanoi: 1.100.000
Hotel bintang 2 : 300.000/malam

Minggu, 01 April 2012

Pencitraan

Eileen Rachman & Sylvina Savitri
EXPERD
Culture Internalization Program

Dimuat di Kompas, 28 April 2012

Seorang teman kesal karena dirinya dinilai tidak “pleasant” oleh orang lain. Ada juga orang yang marah saat disebut suka “menjilat”, karena sikapnya yang mati-matian berusaha berlaku “nice” saat di depan atasan. Melihat hal ini, saya selalu mengingatkan di dalam berbagai kelas pelatihan, bahwa pandangan orang terhadap citra diri kita adalah sah dan benar adanya. Kalau ada orang beranggapan bahwa kita tidak “pleasant”, kita tidak bisa mengatakan mereka salah, karena itulah persepsi, kesan atau citra diri yang ditangkap oleh orang tersebut.Kita boleh berupaya untuk menjelaskan alasan kita bersikap demikian, namun tetap saja, pendapat orang mengenai ‘citra diri’ kita itulah yang perlu diperhitungkan. Seorang kolumnis, Regina Brett, bahkan mengatakan: “What other people think of you is none of your business.”. Dari sini kita bisa merasa betapa citra diri ini jauh dari jangkauan kontrol pribadi.

Maraknya dinamika dunia politik membuat kita semakin menyadari bahwa di negara kita para konsultan komunikasi massa bekerja keras untuk pembentukan citra positif pejabat yang sedang mendapat sorotan publik. Bila ada berita di media mengenai calon gubernur atau calon presiden dan kemudian banyak komentar miring yang menuduh situasi tersebut sebagai pencitraan, maka upaya pencitraan itu tergolong gagal. Ujung-ujungnya upaya pencitraan malah kerap dijadikan sindiran dan bahkan bahan olok-olokan. Padahal sebagai pemimpin, pejabat dan professional kita memang membutuhkan pencitraan diri positif agar bisa sukses dan efektif di pekerjaan kita, bukan? Kita tahu, Magareth Thatcher pun diminta untuk tidak menggunakan topinya lagi ketika ia sedang memperebutkan jabatan Perdana Menterinya. Namun, mengapa upaya pemolesan citra ini tidak mudah? Bukankah sudah ada pelajaran mengatur ‘body language”, olah vokal, public speaking dan ketrampilan lain? Berarti upaya pencitraan ini sah, namun bila tidak dilakukan dengan hati-hati dan penuh rekayasa, maka upaya yang tidak murah ini begitu rentan gagal.

Citra Diri vs Potret Pribadi
Seberapa sering Anda berdialog dengan diri sendiri di depan kaca? Apa yang anda katakan? Bagaimana Anda memberi julukan pada diri sendiri? Kita bisa berhadapan dengan kaca dan tiba-tiba seolah menghadapi orang asing, yang selama ini tidak kita “kenal” atau memarahi bayangan kita sendiri, karena ‘kurang diet’ dan terlihat gemuk. Sebaliknya, kita juga juga bisa mengatakan “good morning’ dengan ramah dan memberi semangat saat bertatapan dengan diri sendiri. “Mirror method” ini adalah salah satu cara yang bisa dimanfaatkan individu untuk ‘melihat ke dalam’ diri sendiri dan memulai ‘self appraisal’ terhadap diri. Tanpa kekuatan mawas diri ini, upaya menciptakan “kemasan” tidak bisa ‘pas’ bila tidak disesuaikan dengan isinya. Kita bisa mengemas, memperkuat, tetapi tidak bisa memalsu.

Kita bisa perhatikan bahwa di dunia di mana kita semakin mudah melakukan imitasi, meniru, melakukan “spin-off” atau “knock-off” seperti sekarang, orang sering melupakan jati diri yang sebenarnya. Orang sering melupakan ‘diri’ yang paling dalam bila sedang memoles citranya. Padahal, mempertahankan citra diri yang sesuai dengan jati diri sebenarnya adalah strategi yang paling ampuh, karena kekuatan kualitas diri ini tidak akan terhapus oleh badai persepsi buruk manapun. Upaya, kebiasaan-kebiasaan kita dan nilai yang kita anut adalah gambaran diri kita. Kalau kita biasa bangun pagi, sudah siap bekerja di kantor sejak jam 6.30, maka citra diri kita sebagai orang yang rajin dan produktif segera terbentuk. Sebaliknya bila kita tidak dekat dengan wong cilik, tetapi demi pencitraan lalu mendadak berkunjung ke tempat kumuh, ikut makan dengan keluarga miskin, publik akan tahu, apakah tidakan kita ini upaya berpura pura atau aslinya.

Seorang teman yang mengalami perceraian menyatakan bahwa ia tidak khawatir terhadap citranya sebagai janda. Ketika ada yang mempertanyakan, ia mengatakan: ”Upaya saya untuk mempertahankan perkawinan sudah sangat optimal dan mencapai titik di mana siapa pun yang mengalaminya pasti juga akan melakukan perceraian”. Itulah sebabnya tidak ada upaya untuk menutup-nutupi keadaan dirinya, sehingga penampilannya yang rileks justeru membawa daya tarik sendiri.

The real “YOU”
Melakukan “Marketing Me”, memang tidak mudah, namun bukannya tidak mungkin dilakukan. Bila kita memiliki ketrampilan, kebiasaan, hobi, ataupun keahlian yang unik dan khusus, apalagi ditambah “success journal” yang nyata, otomatis citra diri kita kuat melekat di mata orang lain. Meneg BUMN, yang menjadi ketua pembina klub-klub Barongsay memang sangat gemar menonton pertunjukan barongsay. Beliau pun langsung mendapat tempat di hati masyarakat di seputar kesenian ini, karena hobi yang dimilikinya.

Values yang ditangkap dari diri seseorang sebetulnya bisa lebih banyak bicara daripada penampilan, slogan ataupun kemasan-kemasan menarik yang berusaha diciptakan. Seorang yang terkenal ‘matre’ alias mementingkan uang, akan segera keliatan palsu bila mendadak tampil sederhana dan seolah-olah tidak butuh uang. Seseorang yang religius pun tidak selalu harus tampil dengan sorban atau busana yang kental nuansa agamanya,untuk mendapat penilaian bahwa ia memegang nilai spiritual tinggi. Melalui pendapat yang disampaikan, argumentasi dalam presentasi atau usulan yang dibawakan, orang sebetulnya sudah bisa meraba ‘values’ yang dianut seseorang. Topi Margareth Thatcher tidak membedakan apakah ia ‘wanita besi’ atau bukan ‘wanita besi”. Kejernihan amanah Jenderal Nasution tidak berasal dari polesan apapun, namun terasa benar berasal jauh dari dalam dirinya. Ini berarti bahwa kunci untuk membuat citra pribadi tidak dengan mencekoki publik dengan “image” tertentu, namun membeberkan “track record” kesuksesan, menampilkan apa adanya kebiasan-kebiasaan individu sehari-hari, serta menggarisbawahi perkataan individu yang menggambarkan nilai yang dianutnya. Biarkan publik menilai sendiri.