Selasa, 15 Juli 2014

Makna Hidup di Balik Lagu Ilir Ilir

Makna yang terkandung dalam lagu Lir Ilir, Karya Seni nan Indah Kiai Kanjeng Sunan Kalijaga

Karya indah Kanjeng Sunan Kalijaga

Lir Ilir

Lir ilir, lir ilir, tandure wus sumilir

(bangkitlah, bangkitlah, tanaman tlah bersemi)

Ta ijo royo royo, Ta senggoh temanten anyar

(Bagaikan warna hijau yang menyejukkan, bagaikan sepasang penganten baru)

Bocah angon, bocah angon penekno blimbing kuwi...

(Wahai anak gembala, panjatlah pohon belimbing itu)

Lunyu lunyu penekno, kanggo mbasuh dodot iro

(Biarpun licin tetaplah memanjatnya, untuk membasuh pakaianmu yang kotor itu)

Dodot iro dodot iro kumitir bedah ing pinggir

(Pakaian-pakaianmu itu telah rusak dan sobek)

Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore

(Jahitlah, perbaikilah untuk bekalan nanti sore)

Mumpung padang rembulane

(Selagi rembulan masih terang benderang/purnama)

Mumpung jembar kalangane

(Selagi tempat masih luas dan lapang)

Yo surak o surak hiyo

(Bersoraklah dengan penuh rasa syukur)

Karya indah Kanjeng Sunan ini tak hanya nyaman di telinga, namun juga mengandung makna filsafat yang tinggi juga merupakan petuah-petuah guru bagi sang murid untuk menuntut menuju jalan Alloh SWT.

Saya mencoba menuliskan makna dari lagu Kanjeng Sunan di atas secara umum, untuk pelajaran bagi diri saya sendiri. Juga untuk kita semua, semoga bermanfaat bagi saya, Anda, dan semua yang membacanya. Semoga Alloh merahmati kita semua. Amiin...

 

BismillahirRohmanirRohim

 

Tembang nan indah ini dibuat oleh Kanjeng Sunan Kalijaga berisikan nasihat/petuah sang guru kepada salik/murid-murid yang hendak menuntut di jalan Alloh, mengharap keridhoan Alloh dengan laku perbuatan yang baik, hati yang bersih, hingga mencapai kepada derajat yang diinginkan oleh sang guru.

 

Seruan untuk bangkit adalah seruan kepada jiwa, akal, hati, seruan kepada sang salik untuk berdiri tegak memenuhi panggilan kerinduan, segera bergegas menuju kepada Alloh. Agar tidak menunda-nunda perbuatan baik,dan bersegeralah kepada kebaikan. Dengan modal yang telah dianugerahkan oleh Alloh kepada manusia yaitu kuasa, kehendak, ilmu, hidup, penglihatan, pendengaran, dan kemampuan berkata-kata. 

Tanaman tlah bersemi..... Apa yang kau tanam, itulah yang kau tuai. dengan Kemurahan dan Kasih Sayang Alloh, serta atas Rahmat-Nya jua kita akan mendapat tarikan Tuhan untuk menempuh jalan kebenaran sejati. Juga melambangkan panggilan kerinduan Alloh kepada hamba-Nya untuk berjumpa dengan Alloh Yang Maha Besar dan Maha Suci telah tertanam di dalam hati. Sambutlah kerinduan yang telah diterbitkan di dalam hati sang murid dengan riang gembira, dengan kecintaan kepada Alloh, mulailah dengan membersihkan rohani. Bila rohani telah dibersihkan, maka jasmani akan ikut menjadi bersih. Karena rohani yang telah bersih akan senantiasa menjaga kebersihan tubuhnya.

Bila kerinduan tlah mendalam dan memuncak dalam hati sang penuntut, maka indahnya bak penganten baru yang saling merindukan dan mencintai sang kekasih, kebahagiaan itu akan menjadi sempurna bila telah berjumpa dan bersatu dengan sang kekasih.

 

Anak gembala bermakna diri sang salik/penuntut ilmu di jalan Alloh/murid yang sedang mengembala nafsu2nya demi mengharap Keridhoan Alloh SWT. Nafsu-nafsu yang harus ditundukkan ialah nafsu kebinatangan, nafsu tumbuh-tumbuhan. Nafsu kebinatangan diantaranya ialah mengambil yang bukan menjadi haknya, menyakiti orang lain, suka menipu, membunuh sesama manusia dan nafsu-nafsu lainnya yang tidak diridhoi oleh Alloh SWT. Nafsu tumbuh-tumbuhan adalah sifat malas pada manusia, ingin memiliki banyak harta namun malas bekerja keras, ingin sukses dunia akhirat, tapi tidak mau berkorban waktu dan tenaga.

Pohon belimbing bermakna...Jalan menuntut kepada Alloh SWT, yaitu jalan Ma'rifatullah, dengan melalui tahap demi tahap jalan syariat, tarekat, hakikat hingga sampailah ma'rifat kepada Alloh..jalan yang licin,gampang2 susah untuk di tempuh...Tetap bersabar di jalan Alloh,agar mencapai kebahagiaan sempurna dunia akhirat.

La hawla wa la quwatta Illah Billahil 'aliyil 'azim....

Pakaian disini berarti iman kita/sifat-sifat yang tidak diridhoi oleh Tuhan, seperti angkuh, iri hati, dengki, sombong (AIDS) yang kotor,yang bertengger didalam hati hingga mengotori diri kita,membuat iman menjadi lusuh dan sobek akibat tajamnya kotoran dosa kita...

dan bila telah sampai kembali kepada Sang Pemilik, maka pakaian itu akan di basuh dengan samudera Kesucian Alloh SWT atas Kemuliaan Alloh SWT itu sendiri.

 

Maka, sudah selayaknya, baju yang kotor dan telah sobek itu di cuci dan di jahit dengan perbaikan iman dan memperbanyak istighfar,memperbanyak zikir, bersabar, puasa dan bersyukur kepada Alloh. Agar kita mempunya bekal ibadah semasa di ladang bumi yang fana dan sementara ini.hingga, di saat diri tlah di panggil untuk kembali, tlah mempunyai bekal di alam yang kekal. Alam sebenarnya,tiada akhir.kembali kepada yang Maha Akhir Yang Tiada Berakhir....

 

Padang rembulane adalah akal yang masih sehat, dan telah dapat menerima ilmu-ilmu yang tidak dapat masuk ke dalam hati yang akalnya masih rendah seperti anak-anak ataupun orang tua yang sudah pikun.. Sesungguhnya Alloh menyukai pemuda-pemuda yang bertobat.

Jembar kalangane yang berarti...mumpung hayat masih di kandung badan, maka masih berkesempatan menuntut ilmu kepada Alloh SWT..dan badan masih sehat...karena, bila badan tak sehat dan hayat tlah tak dikandung badan, maka semua tlah terlambat untuk di jalani.

Mumpung masih berakal,masih sehat dan masih hidup, maka di sinilah tempat dan waktunya untuk menuntut ilmu menuju jalan kepada Alloh SWT..

 Dan sampai akhirnya pada Tujuan Akhir yaitu Alloh itu sendiri, sudah sepantasnya bila kita mengadakan pesta bersorak sorai bersyukur kepada Alloh, atas KeMaha Muliaan Nya dan Kasih Sayang-Nya sehingga diri ini mendapatkan kesempatan untuk mempelajari ilmu yang maha mulia ini untuk sampai Kepada-Nya dan berjumpa dan memandang wajah -Nya Yang Maha Suci dan Maha Besar yang kita sendiri tak kan mampu melainkan atas Pertolongan Allah jua....

 

Amiin....